Rabu, 08 Desember 2010

Malaria: Gambaran klinis dan penatalaksanaan

Terdapat empat spesies Plasmodium yang menyebabkan malaria pada manusia: virax, ovale, malariae, dan falciparum. Organismse ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Pada setiap saat, hampir 300 sampai 500 juta orang di seluruh dunia terinfeksi, dan penyakit ini menyebabkan 1 hingga 3 juta kematian per tahunnya.

Serangan malaria meningkat tiga hingga empat kali lipat selama dua trimester terakhir kehamilan dan 2 bulan pascapartum. Kehamilan meningkatkan keparahan malaria falsiparum, terutama pada wanita nulipara non-imun. Insidensi abortus dan persalinan prematur meningkat pada malaria. Lahir mati dapat disebabkan oleh infeksi pada plasenta dan janin. Parasit malaria memiliki afinitas terhadap pembuluh desidua dan mungkin mengenai plasenta seeara luas tanpa mengenai janin. Infeksi neonatus jarang terjadi, dan malaria kongenital timbul pada hampir 7 persen neonatus yang lahir dari ibu non-imun.

GAMBARAN KLINIS
Penyakit ditandai oleh demam dan gejala mirip-flu, termasuk menggigil, nyeri kepala, mialgia, dan malaise yang dapat terjadi pada interval tertentu. Pada pasien yang sudah kebal, gejala lebih ringan. Malaria dapat menyebabkan anemia dan ikterus, dan infeksi falsiparum dapat menyebabkan gagal ginjal, koala, dan kematian.

DIAGNOSIS
Diagnosis didasarkan pada gambaran klinis dan identifikasi organisme malaria intrasel pada apusan darah.

PENATALAKSANAAN
Obat-obat antimalaria yang sering digunakan tidak dikontraindikasikan bagi wanita hamil. Sebagian dan obat antimalaria baru memiliki aktivitas antiasam folat dan secara teoritis dapat ikut berperan menimbulkan anemia megaloblastik; namun, pada kenyataannya, hal ini tampaknya tidak terjadi. Klorokuin adalah terapi pilihan untuk semua bentuk malaria kecuali P. falciparum resisten-klorokuin dan strain P. vivax resisten yang baru muncul. Untuk malaria berat, klorokuin diberikan secara intravena. Bagi wanita dengan infeksi yang resisten klorokuin, dapat diberikan meflokuin secara oral.

Untuk malaria resisten yang parah, diberikan kina atau kuinidin intravena. Bagi wanita hamil yang bepergian ke daerah endemis malaria, dianjurkan pemberian kemoprofilaksis. Jika belum pernah dilaporkan adanya malaria falsiparum atau vivax resisten-klorokuin, profilaksis dimulai 1 sampai 2 minggu sebelum wanita yang bersangkutan masuk ke daerah endemi. Klorokuin, 300 mg bentuk basa, diberikan per oral sekali seminggu, dan hal ini dilanjutkan sampai 4 minggu setelah kembali ke daerah nonendemik. Bagi wanita hamil muda, perjalanan ke daerah yang endemik untuk strain resisten-klorokuin tidak dianjurkan, dan setelah itu yang bersangkutan dapat diberi profilaksis meflokuin.

Pustaka
Obstetri Williams

Tidak ada komentar:

Posting Komentar